
Coba kita bayangkan,bagai mana seandainya diantara kita
tak ada seorang pun yang mengenalkan atau mengajak kita untuk melakukan
kebaikan ?
Dan bagaimana pula seandainya orang tua dan masyarakat di
lingkungan kita selalu menunjukan prilaku yang kurang baik,tak bermoral,dan tak
beradab,sehingga prilaku tersebut menjadi model kita dalam bertingkah laku ?
Bisa jadi,kita akan seperti masyarakat mekah di jaman
jahiliyah dulu.prilaku kita jauh dari etika dan tuntunan moral.tak segan-segan
kita melakukan kemaksiatan,menipu dan curang dalam berdagang,menindas orang
orang yang lemah,dan saling bermusuhan
antar sesama.
Bukan tak mungkin kita akan seperti ayah Ibrahim as dan
semua rakyat Raja Namrud yang sama sekali tak mengenal Tuhan yang sebenarnya.Berhala-berhala
kita sembah dan kita puji sebagai tuhan kita.kita menjadi manusia yang bodoh
karna menggantungkan nasib pada batu,padahal kita tahu bahwa pahatan ayah
Ibrahim itu tak akan bisa memberikan apa-apa.
Karna itu,sudah sepantasnya kita bersyukur
bahwa Allah swt telah telah mengutus nabi Muhammad saw
Dan Ibrahim as serta para Rasul lainya untuk menyampaikan
dan mengajaran kalimat-kalimatnya.layak pula kita berterimakasih kepada
orang-orang yang telah mengenalkan dan mengajak kita untuk melakukan kebaikan.
Ya,dalam setiap kelompok manusia
atau masyarakat perlu ada orang-orang yang melakukan fungsi dakwah.masyarakat
yang baik,bermoral dan beradab tak akan terbentuk apabila taka da seorang pun yang tergerak untuk
mengajarkan dan mengajak kepada kebaikan serta mengingatkan masyarakan agar
menghindari perbuatan-perbuatan yang munkar.
Berdakwah
untuk Mem-bangkitkan-Kesadaran
Masyarakat ibarat sebuah kapal.Di dalamnya ada banyak
ragam individu.Masing-masing mempunyai peran menjaga agar kapal tak tenggelam
dan tetap pada haluanya.Nah,selain menjalankan peranya itu,setiap individu juga
memiliki kewajiban untuk mengingatkan seandainya ada individu lain yang
berprilaku buruk.
Apa yang akan terjadi jika taka
da usaha untuk saling mengingatkan dalam kehidupan bermasyarakat? Rasulullah
Saw memberi perumpamaan : “pemisalan
orang-orang yang mematuhi larangan Allah dan yang melanggar,ibarat suatu kaum
yang berundi di dalam kapal.di antara mereka ada yang dibawah.Orang-orang yang
ada dibawah jika hendak mengambil air harus melewati orang-orang yang ada di
atas mereka.Akhirnya mereka berkata,
‘jika kita melubangi kapal bagian kita,niscaya kita tak
akan menggangu orang yang di atas kita’.jika orang yang di atas membiarkan
mereka melubangi kapal,niscaya semua akan binasa.tetapi jika orang yang di atas
mencegah ,maka mereka dan semuanya akan selamat.”
Keselamatan untuk semua,inilah
sebenarnya tujuan yang di harapkan dari aktivitas dakwah.Syaikh ali
Mahfuz,murid dari Muhammad Abduh,mengartikan dakwah sebagai membangkitan
kesadaran manusia di atas kebaikan dan bimbingan,menyeruh berbuat ma’ruf,dan
mencegah dari perbuatan yang mungkar,agar mereka memperoleh keberuntungan
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Ada banyak cara untuk
membangkitkan kesadaran manusia.
Bisa dengan cara menyampaikan dengan lisan tentang hal
baik untuk dilakukan dan yang harus ditinggalkan.bisa juga dengan tulisan yang
menggugah dalam bentuk artikel di media,makalah,seminar,atau buku.
Kesadaran manusia dapat juga
muncul karna terinspirasi perbuatan baik yang dilakukan seseorang.salah satu
contoh yang menarik adalah bagaimana seorang pengemis Yahudi yang dengan
sukarela berucap dua kalimat syahadat karna kagum dengan kebaikan Rasulullah
Saw terhadap dirinya.
Pengemis itu setiap hari berada
di salah satu sudut di pasar kota madinah.kedua matanya tak bisa melihat karna
buta.dari mulutnya selalu keluar kata-kata yang menjelek-jelekan Rasulullah
Saw.Namun taka da sedikit pun kebencian di hati Rasulullah Saw
terhadapnya.Bahkan dalam setiap kesempatan,Rasulullah Saw membawa makanan dan
menyuapkan kedalam mulutnya.
Setelah Rasulullah Saw
meninggal,Sahabat Abu bakar ra mengunjungi Aisyah—anaknya yang juga istri
Rasulullah Saw.Abu bakar bertanya sunnah apa yang belum dilakukan
olehnya.Aisyah menceritakan kebiasaan Rasulullah Saw memberikan makan pengemis
di pasar madinah itu.
Abu bakar pun bergegas pergi
kepasar madinah dan melakukan seperti yang dilakukan Rasulullah Saw.Ia
menjumpai pengemis yang masih melakukan kebiasaan buruknya itu.namun pengemis
itu terkejut karna yang menyuapinya bukan orang yang biasa.Rasulullah Saw
selalu melembutkan makanan sebelum disuapkan,sedangkan abu bakar tak melakukan
itu.kemudian abu bakar menceritakan bahwa Rasulullah Saw telah meninggal.
Mengetahui bahwa yang
menyuapinya dulu adalah orang yang selalu dijelek-jekannya,pengemis itu pun
sangat terharu sekaligus kagum terhadap kemuliaan pribadi Rasulullah
Saw.Akhirnya,tanpa paksaan,ia pun menghentikan kebiasaan buruknya dan rela
mengikuti agama yang di bawa Rasulullah Saw.
Itulah salah satu bukti bahwa
dakwah bisa sangat efektif dengan melakukan perbuatan baik.Tentu perbuatan baik
itu harus di ketahui orang lain agar bisa memberikan inspirasi.Apakah dengan
menunjukan perbuatan tak akan menimbulkan riya’?Semua kembali pada niatnya.